Setelah tiba di lapangan rumput dekat danau Lampulung, persis di bibir kawasan Rumah Adat AtakkaE, Sengkang, saya memandang lepas kearah danau yang di tengahnya dipenuhi tumbuhan air seperti enceng gondok dan kangkung. Kawasan ini merupakan kawasan dimana replika berbagai rumah adat Bugis dipajang dan setiap tahun digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pameran pembangunan. Pada sisi luar kawasan ini terdapat lapangan rumput yang ukurannya seluas lapangan bola.
Chuck Glider yang saya telah saya rakit di rumah, saya coba terbangkan di lapangan ini. Pesawat ini sebelumnya saya peroleh di Bandung Aeromodeling yang saya beli berupa ARF. Tinggal memasang sayap dan covernya. Bentang sayap 50 cm dengan berat 40 gram. Luas sayap 5 Dm2, konstruksi sayap, badan, dan ekor dari kayu balsa.
Saya coba melempar chuck glider berlawanan dengan arah angina. Arah pergerakan pesawatnya menanjak dan berputar sebentar lalu turun mendarat dengan cepat. Dua timah pemberat sudah hilang semua karena sebelum saya terbangkan di lapangan rumpur, saya mencoba menerbangkan di tempat yang tinggi di pinggir jalan. Akibatnya hidung pesawat crash ringan akibat benturan aspal.
Posisi pesawat selalu menanjak stalling kemudian berputar dan mendarat dengan cepat. Saya memutuskan untuk mentrim ekor belakang dengan menekuk ke bawah. Hasilnya agak lumayan, mulut pesawat tidak terlalu menanjak saat diterbangkan. Waktu yang digunakan untuk mengudara masih belum memuaskan, hanya hampir tiga detik.
Pemberat timah yang sudah hilang saya ganti dengan karet bekas ban dalam motor yang saya temukan di lapangan itu. Dengan menggunakan lem cyano, saya guntung bekas ban dalam tersebut dan menggunakn sebagai pemberat hidung pesawat. Daya lengketnya begitu kuat, sekali pasang lengket terus. Tidak sama dengan pemberat timah tadi. Walaupun beberapa menit setelah dilem, kalau jatuh di tempat tidak berumput maka timahnya pasti jatuh.
Setelah beberapa kali melakukan pelemparan, karet pengikat sayap pesawat hilang. Saya tidak membawa karet cadangan ke lapangan kecuali sebuah cutter dan lem cyano. Situasi seperti ini yang perlu diperhatikan atau dipersiapkan sebelum turun lapangan. Harus membawa alat!!
Inilah pengalaman pertama saya menerbangkan chuck glider Pelangi di lapangan berumput. Secarakeseluruhan penerbangan pertama saya belum memuaskan, karena masih butuh pengalaman mentrim pesawat lebih banyak. Penerbangan sebaiknya dilakukan di lapangan berumput agar bagian pesawat tidak rusak saat mendarat dan membentur tanah atau aspal. Dan, yang perlu diperhatikan yaitu bawalah perlengkapan kerja atau assesoris pesawat ke lapangan. Sengkang, 13 Agustus 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar