Sekitar bulan Juni dan Juli 2007 yang lalu, saat saya masih di Asrama Latimojong Jogja saya membaca sebuah koran lokal. Isinya menggugah kembali minat saya pada saat SMP tahun 80-an sewaktu saya masih bermukin di Sengkang satu kota kecil yang jaraknya sekitar 200 km. ke arah utara Makassar. Berita koran tersebut mengenai kegiatan aeromodeling yang dilakukan oleh mahasiswa UMY.
Beritanya berkali-kali saya baca saking penasarannya. Salah satu isinya memperkenalkan kelas dalam aeromodeling yang penamaannya ada kemiripan dengan mobil balap yakni F1, F2, F3, F4, dan F5. Saya semakin tertarik membacanya dan terus membaca. Namun informasi yang disajikan di koran tersebut tentunya terbatas, sebatas 5W1H.
Merasa informasi yang saya baca di koran tersebut tidak memadai dengan keinginan saya untuk yang lebih besar untuk mengetahui dunia aeromoeling maka saya memutuskan untuk mencari di internet. Keesokan paginya setelah shalat subuh, saya jalan kaki ke warnet Bayonet yang dekat dengan tempat saya.
Setelah browsing beberapa saat, alangkah senangnya hati saya menemukan informasi yang saya cari. Klub dan peralatan aeromodeling ternyata ada di Jogja. Artinya saya tidak harus mengeluarkan energi yang lebih untuk mengunjungi kota lain yang menyediakan peralatan dan informasi aeromodeling.
Melalui penelusuran internet, saya mendapatkan alamat toko yang menjual peralatan aeromodeling yang letaknya tidak jauh dari asrama. Wah... di toko itu, ada berbagai macam produk pesawat seperti helikopter, pesawat bersayap tetap, dan berbagai aksesoris. Setelah saya tanyakan kepada penjualnya, alangkah kagetnya aku mendengarkan harga pesawat dalam kisaran jutaan rupiah.
Bukan itu yang saya butuhkan, pikir saya. Bagaimana jika seandainya saya beli heli tapi karena saya belum mahir menerbangkannya dan jatuh!!! Tentunya rugi besar dong!! Pikiran saya sama dengan pikiran orang awam tentang aeromodeling. Dalam benak saya, yang saya butuhkan yaitu pesawat yang dapat diterbangkan tanpa mesin, baling-baling, dan bahannya terbuat dari kayu balsa. Persis seperti yang diperagakan dalam acara Hasta Karya di TVRI sekitar akhir 70-an atau awal 80-an. Karena acara inilah yang memberikan inspirasi besar terhadap aeromodeling. Saya harus mengucapkan terima kasih banyak kepada pengasuh acara tersebut. Karena sampai saat ini inspirasi tersebut bagaikan mutiara yang terpendam. :-)
Ternyata keinginan tersebut setelah membaca berbagai artikel di internet adalah termasuk jenis pesawat kelas F1 atau On Hand Launched Glider. Besawat yang diterbangkan dengan bantuan lemparan tangan, bukan mesin.
Belum waktunya saya menggunakan pesawat Radio Control karena untuk mempelajarinya sangat sulit bagi saya yang belajar sendiri. Maklum tempat saya sekarang di Watampone sangat jauh dari klub aeromodeling yang hanya ada di Makassar untuk Sulawesi Selatan. Perjalanan ke Makassar membutuhkan waktu sekitar 4 jm! Harus ada klub atau instruktur yang mendampingi. Kalau langsung membeli pesawatnya dan RCnya artinya saya bertindak konyol. Membeli untuk merusak!!!
Pesawat kayu balsa tidak dijual di tempat tersebut. Hati saya kecewa karena yang saya cari tidak ketemu. Setengah frustasi saya menatap kembali pesawat dan berbagai assesories pesawat yang dipajang di toko tersebut.
Saya mengatakan kepada penjualnya
"Mas, saya ini pemula. Pesawat apa yang cocok bagi pemula?"
"O, kalo gitu, pake aja simulator, mas!, kalo pesawatnya jatuh tidak bakalan apa-apa. Seribu kali pesawat jatuh tidak ada yang rusak karena alatnya disambung ke komputer"
"Harganya, berapa?"
"Harganya 200 ribu, tapi sudah turun. Ambil aja 185 ribu"
Wah... boleh juga tuh pikir saya.
Saya minta tolong kepada penjaga tokonya untuk membuka bungkusnya dan memperagakan ke komputer cara pakainya.
setelah penjaga toko mempraktekkan saya berpikir, wah...boleh juga nih.
Saya langsung Okkan saja dan membayar.
Sekarang saya telah memilik flight simulator untuk latihan menggunakan RC.
Pada hari Jumat, minggu terakhir bulan Juli 07 setelah sebalumnya saya sudah berada di Depok Jabar. Saya jalan-jalan ke Bandung sekaligus untuk mengambil salinan ijazah saya di pasca Unpad. Setelah mengambil legalisir tersebut, saya sempatkan diri ke Ciwalk, saya singgah sejenak di warnet. Setelah browsing di warnet jalan Cihampelas saya dapatkan alamat Bandung Aeromodeling yang alamatnya tertera di situsnya. Masih ada waktu sekitar dua jam sebelum tempat tersebut waktu tutup kantor. Saya segera memtuskan untuk segera ke sana sebelum kembali ke Depok. Setelah konfirmasi dengan petugas di balik telepon mengenai jalur angkot ke tempat tersebut. Saya segera naik angkot jurusan Cicahem-Ciroyom dan turun di perempatan dekat rumah sakit Hasan Sadikin Bandung untuk naik angkot City Hall-Gunung Batu. Saya turun di depan Jalan Dakota dekat Borma. Selanjutnya naik becak menuju tempat Bandung Aeromodeling. Di sana saya bertemu dengan Mas Budi Atmoko pemilik tempat ini. Saya bertanya sepus-puasnya tentang berbagai pesawat yang dipajang di show roomnya hingga tak terasawaktu menjelan magrib. Untung Mas Budi dengan senang hati rela meluangkan waktunya untuk menjawab berbagai pertanyaan saya tentang aeromodeling.
Setelah konsultasi, saya memutuskan untuk membeli dua buah pesawat F1 Pelangi yang bahannya dari kayu balsa yang hanrganya sangat terjangkau. Harga ARF (Almost Ready to Fly) Rp.20.000,- Karena pesawat seperti inilah yang mirip dengan yang saya tonton di acara Hasta Karya TVRI kurang lebih dua puluh tahun yang silam sewaktu masa kanak-kanak saya dulu yang indah.
6 komentar:
Salam kenal
salam kenal,
saya seorang pemula penghobi aeromodelling. berencana ingin memiliki pesawat glider (kayu balsa). mohon info dimana saya bisa mendapatkannya. sebagai info saya domisili di Malang Jawa Tiumr .Mohon infonya.
salam,
Riky Hendrawan Bayu
salam kenal,
saya seorang pemula penghobi aeromodelling. sebagai info saya domisili di surabaya tapi bekerja di batam.
salam,
sugiantoro
hi salam kenal.
saya penggemar aeromodelling dari surabaya. sebenarnya untuk pemula langsung heli jg ga masalah asal yang 3 ch cukup mudah untuk pertama pake yang mini tp 3 ch jatuh pun ga masalah kok. untuk jelasnya liat saja di blog ku
balingbaling.wordpress.com
terima kasih
Salam Kenal'' Wah saya tertarik sakali dg tulisan anda ttg aeromodeling... waktu tahun 80 itu saya masih tinggal di AStra Ksetra ..itu lho pangkalan AURI yg di lampung... wktu itu aku kan pramukanya saka dirgantara yg mainannya pesawat-pesawatan ..cm karna keterbatasan sgalanya trus terhenti...kl saya pemula trrus mau cari pesawatan balsa di lampung ada ga ya mas???
Posting Komentar