Setelah mensetting titik berat pesawat dan hasilnya meyakinkan saya untuk melakukan tes terbang. Saya mencoba menerbangkan chuck di lapangan rumput dekat rumah yang jaraknya sekitar 200 meter. Lapangan ini diapit oleh perumahan penduduk dan areal persawahan. Lapangan ini ditumbuhi oleh bukan hanya rumput namun banyak tanaman liar yang tinggi pohonnya tidak sampai 30 senti meter. Jadi kalau berjalan harus hati-hati karena bisa saja kaki tersangkut pada tumbuhan liar tadi.
Lapangan ini sebenarnya tidak ideal untuk melakukan penerbangan karena kondisi lapangan yang ditumbuhi beraneka tumbuhan liar. Disamping itu, masyarakat disekitar lapangan ini membiarkan hewan ternak sapinya berkeliaran di lapangan ini sehingga banyak bertebaran kotoran sapi. Terdapat pula deretan tempat membuang air besar oleh penduduk setempat di sisi kiri lapangan yang dihubungkan oleh saluran air yang air kotorannya terus menerus mengalir. Saluran ini menuju saluran yang lebih besar sehingga di sekitar lapangan ini terdapat dua saluran pembuangan air kotoran penduduk.
Angin bertiup lembut, saya melempar pesawat berlawanan dengan arah hembusan angin. Saya melempar dengan perlahan-lahan untuk memeriksa bahwa apakah pesawat saya terbangnya sudah lurus kemudian turun secara perlahan-lahan. Ternyata terbangnya masih sering diving hidungnya menukik tajam.
Pemberat dari karet bekas ban dalam yang telah terpasang dua minggu sebelumnya, saya lepaskan. Pesawat dilempar lagi dengan menggunakan tangan kanan dengan jalan menggunakan telunjuk dan jari tengah sebagai penopang sayap di belakang, ibu jari menahan badan pesawat sebelah kiri, dan kelingking bersamaan dengan jari manis menahan badan pesawat sebelah kanan. Hasilnya lumayan, pesawatnya terbang lurus kemudian turun perlahan-lahan.
Namun saya masih penasaran. Saya menunggu hingga angin bertiup dengan lembut. Begitu mendapat angin, saya melempar pesawat kuat-kuat. Pesawat lepas meluncur hingga menanjak ke atas sekitar 20 meter lebih. Pesawat terbang dengan lembut dan semakin menanjak hingga mencapai titik tanjak maksimal. Pelan-pelan pesawat belok ke kiri dan turun secara perlahan-lahan dengan waktu terbang mulai pada saat dilemparkan hingga pesawat mendarat sekitar lebih dari 15 detik. Secara keseluruhan jarak tempuh tidak kurang dari 20 meter pada saat pesawat terbanga lurus hingga mendarat. Pesawat mendarat di sela-sela pohon pisang dekat saluran air. Saya segera berlari mencari pesawat. Jangan-jangan pesawatnya crash atau mendarat di air pikir saya. Setelah melihat pesawat dalam posisi miring dan tidak terkena air, saya merasa lega.
Ah….alangkah senangnya dan puasnya perasaan saya karena belum pernah saya lihat pesawat saya terbangnya seperti ini. Satu kepuasan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata… Sengkang, 27 Agustus 2007.
1 komentar:
Posting Komentar