andi yaurie :: aeromodelingpemula :: Watampone :: South Celebes :: Indonesia

Sabtu, 29 Desember 2007

Terbang di Lapangan Bola 'Tampangeng'

Pada tanggal 25 Desember 07 kemarin, merupakan penerbangan WD saya yang ke-5. Penerbangan kali ini sudah mulai berkesan setelah penerbangan sebelumnya pesawat berakhir dengan tragis seperti mencium bumi, fulselage penyot akibat benturan pohon atau tembok, stabilizer agak goyang, ada keretakan kecil pada dudukan servo akibat benturan tidak sewajarnya pada landing gear, dan ada kerobekan kecil pada bagian elevator.

Tapi semua masalah tadi saya coba perbaiki sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekeliling kita tanpa harus menggati spare-partnya. Pesawat saya terbangkan di lapangan sepak bola Tampangeng Sengkang. Lapangannya seluas lapangan sepak bola namun terasa lega untuk menerbangkan WD. disekeliling lapangan terdapat rumah panggung penduduk dan banyak pohon.

Pesawat saya terbangkan dengan cara on hand launched, pesawat melaju lepas di depan saya. Stik transmitter elevator saya naikkan dan pesawat pun naik secara perlahan. Asyik juga kelihatannya sang WD naik secara perlahan ke udara. Setelah mencapai ketinggian melewati tinggi pohon di sekitar lapangan, saya mencoba belokkan rudder ke sebelah kiri. Pesawat perlahan-lahan belok kiri dan rudder kembalikan ke posisi semula hingga pesawat terbang lurus.

Namun angin yang sedari tadi bertiup sesekali kencang, menerpa pesawat hingga kelihatan terbang oleng. Tapi kemudian saya berhasil meluruskan terbang pesawat. Saya masih merasa gemetaran sewaktu pesawat terbang di atas rumah-rumah penduduk. Wah...jangan-jangan angin tiba-tiba menghembus kencang sehingga dapat menjatuhkan pesawat tepat di atas rumah penduduk. Apalagi kalau nyangkut di atap rumah, bisa-bisa membuat pekerjaan tambahan lagi.

Pesawat berhasil terbang dengan lambat namun anggun. Setelah saya rasa terbang lurus sudah cukup, kendali rudder saya arahkan untuk terbang belok kiri hingga pesawat mengelilingi di atas lapangan bola tersebut. Setelah pesawat berhasil terbang tinggi mengeliligi lapangan bola, kira-kira waktu terbang cuma sekitar tiga menit, angin bertiup cukup kencang sehingga mempengaruhi arah terbang pesawat. Pesawat kemudian terbang disoriented. Di bawah saya coba memperbaiki arah terbang sehingga pesawat terbangnya tidak lagi mengikuti alur luar lapangan melainkan memotong ke bagian tengah lapangan hingga keluar jalur.

Pesawat meleset terbang menuju pepohonan. Di depannya terdapat pohon kelapa yang cukup tinggi. Wah..gawat lagi, pesawat pasti menabrak pohon ini. Saya dengan segera mengendalikan rudder ke kanan secara maksimal. Namun pesawat tidak meresponi dengan segera karena belok kanannya lambat. Akhirnya saya turunkan maksimal throttle untuk mematikan mesinnya. Dan......main wing pesawatpun berhasil menabrak pohon kelapa.

Saya segera berlari menjemput menuju 'korban' di TKP. Saya periksa dengan cemas, sedih, dan seksama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Ternyata main wing-nya masih utuh akibat balutan lakban bening.

Penerbangan saya kali ini walaupun berakhir dengan 'tragis lagi' namun saya merasa cukup puas karena sudah bisa menguasai sang WD terbang, meskipun penguasaanya masih sedikit. Bukankah sedikit-sedikit itu lama lama akan terakimulasi menjadi banyak pengalaman? Selain itu memang penerbangan saya kali ini tergolong nekat karena sejak pagi hingga siang, angin sudah menunjukkan tabiatnya yang 'kurang merestui', berhembus agak kencang. Tapi yang penting...udah maburrr!!!

Watampone, 29 Desember 2007

Kamis, 20 Desember 2007

Penerbangan Pertama WD


Gemetaran campur deg-degan rasanya pada saat saya pertama kali menerbangkan pesawat WD. Setelah sebelumnya berkuat di pesawat glider tanpa mesin. Bisa dibayangkan kalau penerbangan pertama tersebut tidak didampingi oleh orang yang mahir menjalankan pesawat. Akibatnya penerbangan pesawat dilakukan seperti trial and error. Memang di tempat saya berada tidak ada orang yang mahir menerbangkan pesawat.

Saya coba menerbangkan di Lapangan Merdeka Sengkang, di depannya terdapat mesjid raya Wajo. Lapangannya seukuran lapangan bola dan setiap dua kali setahun digunakan sebagai tempat shalat idul fitri dan idul adha.

Saya ke lapangan hampir magrib. Angin tidak terlalu bertiup. Pesawat saya coba terbangkan dengan cara take off dari tanah. Namun, usaha saya tidak membuahkan hasil. Saya mencoba menerbangkan dengan cara melempar dengan menggunakan tangan. Mesin saya hidupkan maksimal dengan menyetel stik transmitter hingga full ke depan. Pesawat melesat ke depan terbang dengan ketinggian sekitar tujuh meter di atas tanah.

Pesawat belok ke kiri dan beberapa lama kemudian belok ke kanan. Waduh...saya kebingungan mengendalikan pesawat dengan menggunakan stik transmitter. Saya gugup dan diluar kontrol tidak bisa membedakan kontrol untuk menaikkan dan menurunkan pesawat. Pesawat naik, stik untuk menaikkan pesawat saya kurangi hingga pesawat tiba-tiba menukik. Saya tambah lagi gasnya sehingga pesawat kencang lagi. Terbang agak memutat dan menjauh dari saya. Di depan terdapat pohon asam. Pesawat menuju pohon asam dan saya semakin gugup mengendalikannya hingga akhirnya pesawat menabrak pohon asam.

Waduh...hancur pesawat pikir saya. Setelah menghampiri pesawat. Ternyata pesawatnya tidak apa2. Cuma ada lecet kecil pada bagian depan pesawat.

Pesawat bisa terbang lagi. Namun Bunyi azan di Mesjid Raya Wajo sudah menggema. Saya harus pulang rumah sekarang. Besok dilanjutkan lagi menerbangkan pesawat WD.


Sengkang, 20 Desember 2007