Minggu, 20 Januari 2008
Kunjungan dan Terbang Bersama
"Daeng posisi di Bone?"
"Wah...saya masih di Sengkang sekarang, lagi betulin WD dan servo. Sebentar mabur lagi"
Demikian bunyi pesan singkat yang saya buka lalu membalasnya setelah bangun tidur.
Saya mengerutkan kening sewaktu saya lihat nomor telepon yang masuk di hape saya.
Nomor ini belum terdaftar di hape saya, pikir saya. Tetapi saya kok begitu langsung membalasnya ya? Saya sudah menduga-duga, pasti yang mengirimkan pesan singkat itu Mas Kresna, kosong satunya BRI Bantaeng. Setelah saling mengirim dan membalas SMS akhirnya dugaan saya tidak meleset. Benar...yang mengirim pesan adalah Mas Kresna.
Beliau baru saja ditugaskan di Bantaeng setelah sebelumnya ditugaskan di Biak. Beliau pula salah seorang yang sempat 'meracuni' saya terjun dalam aeromodeling via forum diskusi aeromodeling online dan di YM.
Pukul tujuh pagi, saya berangkat ke lapangan kompleks rumah adat AtakkaE Sengkang. WD pun kembali diterbangkan dengan jalan hand launched. Pesawat berhasil terbang dan sempat berputar-putar hingga terbangnya menjauh dari saya sekitar 100 meter. Pesawat menuju pinggir danau yang lumayan berangin. Wah...anginnya sebenarnya masih sepoi-sepoi namun powerful membuat oleh sang WD. Lagi-lagi saya agak panik mengendalikannya hingga pesawat mendarat darurat di semak-semak nun jauh di sana. Tindakan emergency kembali dilakukan dengan cepat. Setelah saya periksa ternyata servonya kembali bermasalah. Hiks..hik...hiks...keluh saya dalam hati. Servonya baru saja diganti kok macet lagi.
Setelah kembali ke rumah hape berdering lagi. "Bos, kita ketemu di Bone saja. Posisi saya di Sinjai." Ternyata dari Mas Kresna. Saya membalasnya, "oke kalau begitu nanti segera saya ke Bone ketemuan sekaligus terbang bersama, tapi saya charge dulu batrenya"
setelah semuanya beres dan membawa WD dan satu kit Stick Flyer ke bagasi, saya segera meluncur ke Watampone hingga saya tiba di tujuan sekitar satu jam limabelas menit. Saya menunggu Mas Kresna tiba di rumah. Beberapa saat kemudian beliau dengan penggembiranya tiba dengan selamat. Saya sambut dengan senyuman kemudian ngobrol sejenak di dalam rumah. Tuan rumah menjamunya dengan hidangan ala kadarnya. Setelah puas ngobrolnya, kamipun beranjak ke Stadion Olahraga La Patau Bone. Tempat olahraga yang masih baru dan tergolong megah di tempat ini.
Setelah tiba di stadion dan meminta izin di satpam penjaga, kami pun diijinkan masuk. Mas Kresna membawa helikopter T Rex dan saya membawa apa lagi kalau bukan pesawat khas dan recomended untuk pemula Wing Dragon.Setelah diperiksa servo WD, ternyata tidak apa-apa. Giliran terbang pertama WD dengan pilot Mas Kresna. Wuih...mantap terbangnya kalau di tangan pilot yang terbangnya seudah ratusan bahkan ribuan kali pasti enak ditonton. Pesawat melawan arah angin dan nampak seperti seekor ikan lumba-lumba sedang terbang. Giliran selanjutnya yakni T Rex. Pilotnya pun masih masih Kresna. Saya terpesona melihat terbangnya yang nyaris sama persis dengan pesawat sungguhan. Giliran terakhir, saya diberi kesempatan oleh Mas Kresna sekaligus menjadi trainer dadakan kehormatan saya untuk menerbangkan WD. Namun, dasar pemula! begitu terbang langsung belok kanan dan mencium pagar pembatas dalam di stadion. Mas Kresna dengan tanggap langsung memberikan instruksi untuk terbang lagi sembari memberi semangat dan tips-tips terbang.
Ternyata terbang bersama mempunyai makna yang lebih dibanding dengan terbang sendiri. Padahal sebelumnya saya sudah merasa nyaris putus asa.
Watampone, 20 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
pinjam2 dulu yo, bisa nda dipake ke jakarta? hihihi
Bisa aja. Eh..ngomong-ngomong apaan tuh yang mau dipinjam ke Jakarta?
He..he..heee
Posting Komentar