Pada tanggal 25 Desember 07 kemarin, merupakan penerbangan WD saya yang ke-5. Penerbangan kali ini sudah mulai berkesan setelah penerbangan sebelumnya pesawat berakhir dengan tragis seperti mencium bumi, fulselage penyot akibat benturan pohon atau tembok, stabilizer agak goyang, ada keretakan kecil pada dudukan servo akibat benturan tidak sewajarnya pada landing gear, dan ada kerobekan kecil pada bagian elevator.
Tapi semua masalah tadi saya coba perbaiki sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekeliling kita tanpa harus menggati spare-partnya. Pesawat saya terbangkan di lapangan sepak bola Tampangeng Sengkang. Lapangannya seluas lapangan sepak bola namun terasa lega untuk menerbangkan WD. disekeliling lapangan terdapat rumah panggung penduduk dan banyak pohon.
Pesawat saya terbangkan dengan cara on hand launched, pesawat melaju lepas di depan saya. Stik transmitter elevator saya naikkan dan pesawat pun naik secara perlahan. Asyik juga kelihatannya sang WD naik secara perlahan ke udara. Setelah mencapai ketinggian melewati tinggi pohon di sekitar lapangan, saya mencoba belokkan rudder ke sebelah kiri. Pesawat perlahan-lahan belok kiri dan rudder kembalikan ke posisi semula hingga pesawat terbang lurus.
Namun angin yang sedari tadi bertiup sesekali kencang, menerpa pesawat hingga kelihatan terbang oleng. Tapi kemudian saya berhasil meluruskan terbang pesawat. Saya masih merasa gemetaran sewaktu pesawat terbang di atas rumah-rumah penduduk. Wah...jangan-jangan angin tiba-tiba menghembus kencang sehingga dapat menjatuhkan pesawat tepat di atas rumah penduduk. Apalagi kalau nyangkut di atap rumah, bisa-bisa membuat pekerjaan tambahan lagi.
Pesawat berhasil terbang dengan lambat namun anggun. Setelah saya rasa terbang lurus sudah cukup, kendali rudder saya arahkan untuk terbang belok kiri hingga pesawat mengelilingi di atas lapangan bola tersebut. Setelah pesawat berhasil terbang tinggi mengeliligi lapangan bola, kira-kira waktu terbang cuma sekitar tiga menit, angin bertiup cukup kencang sehingga mempengaruhi arah terbang pesawat. Pesawat kemudian terbang disoriented. Di bawah saya coba memperbaiki arah terbang sehingga pesawat terbangnya tidak lagi mengikuti alur luar lapangan melainkan memotong ke bagian tengah lapangan hingga keluar jalur.
Pesawat meleset terbang menuju pepohonan. Di depannya terdapat pohon kelapa yang cukup tinggi. Wah..gawat lagi, pesawat pasti menabrak pohon ini. Saya dengan segera mengendalikan rudder ke kanan secara maksimal. Namun pesawat tidak meresponi dengan segera karena belok kanannya lambat. Akhirnya saya turunkan maksimal throttle untuk mematikan mesinnya. Dan......main wing pesawatpun berhasil menabrak pohon kelapa.
Saya segera berlari menjemput menuju 'korban' di TKP. Saya periksa dengan cemas, sedih, dan seksama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Ternyata main wing-nya masih utuh akibat balutan lakban bening.
Penerbangan saya kali ini walaupun berakhir dengan 'tragis lagi' namun saya merasa cukup puas karena sudah bisa menguasai sang WD terbang, meskipun penguasaanya masih sedikit. Bukankah sedikit-sedikit itu lama lama akan terakimulasi menjadi banyak pengalaman? Selain itu memang penerbangan saya kali ini tergolong nekat karena sejak pagi hingga siang, angin sudah menunjukkan tabiatnya yang 'kurang merestui', berhembus agak kencang. Tapi yang penting...udah maburrr!!!
Watampone, 29 Desember 2007
2 komentar:
nyimak om dnger ceritanya kayak'x seru tuh maen pesawat rc pengen pnya ci dari dulu cuman harga menjadi kendala,
Posting Komentar