andi yaurie :: aeromodelingpemula :: Watampone :: South Celebes :: Indonesia

Sabtu, 09 Februari 2008

Engine Trainer Crash di Pulau Serangan, Bali


Pulau Serangan Bali merupakan tempat yang sangat mengasyikkan untuk olahraga aeromodeling. Meskipun letaknya di pulau namun tempatnya luas dan angin tidak terlalu kencang. Pesawat udara dari dalam dan luar negeri yang akan mendarat di bandara internasional Ngurah Rai sangat jelas dilihat dari tempat ini. Sebagian besar aeromodeller Bali memilih tempat ini untuk latihan terbang bersama. Mereka biaanya terbang pada hari Sabtu dan Minggu, serta jika ada hari libur nasional lainnya.

Saya pertama kali menerbangkang pesawat engine di tempat ini. Sejenis pesawat trainer 40 high wing yang cocok bagi pemula. Mesin menggunakan OS 46 Jepang 2 tak. Pesawatnya dibuat oleh salah seorang maesto aeromodeling Bali, Pak Hari. Sebagian besar bahan yang digunakan berasal dari kayu balsa dan dilapisi dengan plastik yang sangat tipis. Pembuatnya menamakan sendiri lapisan ciptaanya sebagai Balicote. Bahan bakar sebenarnya dari nitromethane namun dapat pula diracik sendiri.

Pesawat rogging dan berhasil mengudara masih diterbangkan oleh Pak Hari. Setelah pesawat cukup tinggi dan aman dikendalikan bagi pemula, barulah saya diperkenankan untuk memegang kemudi RC. Saya berhasil menerbangkan pesawat cukup tinggi dan berputar ke kiri dan kekanan dengan instruktur langsung dari Pak Hari. Pada saat pertama saya pegang RC ternyata perasaan gugup menyertai saya. Tapi saya coba tetap tenang mengendalikan pesawat dan mendengarkan intruksi langsung sang instruktur.

Setelah beberapa menit terbang tinggi, ternyata kecepatan pesawat pada kendali throttle dan kendali aileron harus saya awasi agar tetap stabil. Misalnya setiap kali belok kiri atau kanan, posisi bagian depan fuselage pesawat harus selalu up untuk menghindari stalling. Teorinya memang kedengaran sangat mudah bahkan remeh. Namun bagi dunia aeromodeling teknik ini sangat vital untuk menghindari crash. Tapi apa boleh buat, teknik ini sebenarnya belum terlalu familiar bagi saya.

Pesawat nampak semakin kecil berputar cukup jauh dari saya sehingga jari jempol saya masih sangat kaku mengendalikannya. Entah apa yang saya pikirkan tiba-tiba pesawat stall. Instruktur pun terlambat melakukan penyelamatan dengan mengambil alih kendali RC. Pesawat langsung mencium bumi dan....crash!!!!

Setelah saya evaluasi sendiri, ternyata penyebabnya adalah keterampilan menerbangkan pesawat engine masih sangat minim. Perlu pengayaan materi dan latihan agar terbiasa menerbangkan pesawat ini. Untunglah Pak Hari mengajak saya ke rumahnya untuk diberikan 'training' khusus dengan menggunakan simulator di rumahnya.

Denpasar, 9 Februari 2008

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Andi, Setau saya gas Nitrogen adalah gas inert (yang sangat sulit terbakar). Bisa terbakar tapi pada kondisi yg extreme, apa mesin aero itu memang mendukung hal itu? kalo iya tolong dijelaskan agar jadi pengetahuan bagi yang lain. Dan bisa menjadi alternatif energy, karena seperti kita ketahui komposisi Nitrogen di udara mencapai 79%. Maaf kalau salah.

Anonim mengatakan...

Berhubung pengetahuan saya ttg bahan bakar nitro untuk aero masih kurang maka saya belum berani menjelaskan. Tapi akan saya tanyakan kepada teman saya yang sudah sangat pakar di aero. Nanti pada edisi selanjutnya akan saya coba ulas sedikit tentang bahan bakar nitro. Trims sobat.

Anonim mengatakan...

Bang Dasir, yang dimaksud Nitro disini bukan gas inert Nitrogen atau N2 tetapi Nitromethane (rumus kimia CH3NO2) lebih lanjut lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Nitromethane
Dan tiro ini sering dipakai dalam balap dengan nama keren NOS.
Demikian bang
Salam
seasickers anggota grage aeromodelling

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.