Minggu, 13 April 2008
Tandem Terbang via Transmitter
Hari Sabtu kemarin saya mencoba terbang tandem bersama dengan trainer Pak Hari di Pulau Serangan Bali. Maksudnya yang ditandem adalah transmitter atau yang lebih dikenal dengan TX. Pesawatnya masih menggunakan tipe sejenis trainer 40 dengan engine OS 46 Jepang. Pesawat, mesin, dan semua jeroanya masih fresh sehingga kemarin merupakan penerbangan perdana sekaligus tandem perdana.
Tx atau istilah lainnya lagi yakni pemancar yang digunakan dua buah. Tx master buat trainer dan Tx yang satunya buat trainee. Pada Tx master menggunakan sejenis saklar untuk mengalihkan kendali pada trainer ketika trainee dalam kesulitan sewaktu pesawat sudah berada di angkasa. Kedua Tx ini saling berhubungan dengan menggunkan kabel khusus yang dicolokkan pada bagian belakang Tx.
Pada saat pesawat take off dikendalikan oleh sang trainer. Setelah pesawat sudah berada pada ketinggian yang cukup barulah trainer mempersilakan saya untuk mengendalikan Tx trainee. Pesawat berputar-putar ke kiri kemudian lurus, dan belok kiri lagi. Begitu seterusnya hingga saya merasa sudah agak lancar dan saya coba balikkan haluan ke arah kanan. Tiba-tiba saya disorientasi dan pesawat sudah stall di ketinggian. Untunglah pada saat krisis seperti ini, trainer langsung mengaktifkan TXnya dengan menekan saklar. Pesawtpun selamat dari crash karena dikendalikan lagi oleh Pak Hari. Setelah posisi pesawat di udara sudah dibetulkan lagi, barulah saya kendalikan lagi.
Latihan selanjutnya yakni belajar take off setelah session terbang pertama usai. Saya mencoba sendiri memasukkan fuel ke dalam mesin dengan menggunakan pompa khusus. Engine dinyalakan dan saya tempakan pesawat di run way. Setelah trainer memberikan saya aba-aba untuk mulai maka saya segera membuka throttle perlahan-lahan hingga penuh.
Selanjutnya....pesawatpun take off dengan pelan dan langsung melayang ke angkasa. Setelah latihan berputar-putar di angkasa saya rasa sudah cukup selanjutnya yaitu mendaratkan pesawat di run way. Pesawat saya turunkan dengan mengurangi throttle secara perlahan-lahan. Pesawat belok kiri perlahan-lahan dan instruktur segera memberikan aba-aba untuk segera cut throttle atau matikan mesin. Setelah belok kiri, saya luruskan kembali arah terbang sehingga pesawat tepat berada di depan saya. Kira-kira 30 cm. pesawat berada di atas run way saya tarik sedikit stik elevator agar moncong pesawat agak naik sehingga memudahkan proses pendaratan. Selanjutnya, pesawatpun mendarat dengan mulus....
Denpasar, 13 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Posting Komentar